MARKET – Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia | 14 May 2024 17:00
Jakarta, CNBC Indonesia – Emiten batu bara metalurgi PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) menjelaskan dampak pelemahan nilai tukar rupiah. Anak usaha Grup Adaro itu mengakui bahwa pelemahan mata uang garuda menguntungkan perusahaan yang mencatatkan pendapatannya dalam dolar Amerika Serikat (AS).
Direktur ADMR Heri Gunawan menjelaskan bahwa pengeluaran perusahaan dalam dolar AS, overhead cost dan biaya gaji dalam rupiah. Lantas, tidak ada dampak yang signifikan untuk Adaro Minerals Indonesia.
“Di satu sisi expenses kita juga dikaitkan dengan dolar AS juga, jadi bayar kontraktor itu semua walupun dalam rupiah tapi pergerakannya ada eskalasi yang dikaitkan dengan pergerakan dolar. Mungkin dalam rupiah hanya sifatnya overhead cost dan salary dari lokal. Itu mungkin kalau dampak pelemahan rupiah sih so far, harusnnya tidak ada dampak signifikan untuk kita,” terangnya saat Press Conference RUPST ADMR, di Raffles Hotel, Selasa (14/5/2024).
Mengingatkan saja, ADMR berhasil cetak kinerja keuangan ciamik sepanjang kuartal I-2024. Perusahaan membukukan laba bersih USD116,04 juta per 31 Maret 2024, naik 37% secara tahunan (yoy).
Pendapatan usaha naik disertai efisiensi sejumlah beban membuat laba bersih meroket 33% yoy menjadi US$ 116 juta atau setara Rp1,88 triliun (Asumsi kurs Rp16.275/US$).
“Dengan pencapaian ini, perusahaan akan terus menjaga kinerja operasional produksi batu bara metalurgi dan melanjutkan proses pembangunan smelter alumunium di Kalimantan Utara,” kata ADMR dalam keterangan resminya, Selasa (14/5/2024).
ADMR menjelaskan peningkatan pendapatan ditopang oleh kenaikan 24% pada volume penjualan. Hal ini berhasil mengkompensasi penurunan rata-rata harga jual (Average Selling Price/ASP) sebesar 7% dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya.
(fsd/fsd)