RESEARCH – Revo M, CNBC Indonesia | 10 December 2023 10:00
Jakarta, CNBC Indonesia – Harga batu bara berhasil ditutup di atas level psikologis US$150 setelah bertahan lama di level US$120 hingga US$130 sejak awal bulan November hingga penutupan akhir bulan November.
Merujuk pada Refinitiv, pada perdagangan Jumat (8/12/2023) harga batu bara ICE Newcastle kontrak Januari ditutup menguat 2,95% di level US$153,65 per ton. Dalam sepekan harga batu bara telah melesat lebih dari 14%.
Posisi penutupan perdagangan Jumat kemarin menjadi yang tertinggi sejak 2 Oktober 2023. Kenaikan ini menjadikan sentimen positif untuk harga si pasir hitam di bulang Desember 2023.
Beberapa faktor penggerak harga batu bara seminggu terakhir yakni:
Kekhawatiran Musim Dingin Eropa Mendatang
Dikutip dari Montel News, seorang pedagang di sebuah perusahaan energi Eropa mengatakan bahwa cuaca dan gas tetap menjadi hal utama yang harus diwaspadai untuk batubara.
Pernyataan tersebut menunjukkan adanya kekhawatiran lonjakan kebutuhan batu bara untuk opsi sumber energi pembangkit listrik untuk penghangat ruangan. Hal ini tidak menutup kemungkinan Eropa kembali intensif menggunakan pembangkit batu baranya kembali yang mulai dikurangi sebagai langkah menuju bebas emisi.
Musim dingin belahan bumi bagian utara erat kaitannya dengan kenaikan harga batu bara, seperti yang telah terjadi beberapa tahun sebelumnya. Sebagai informasi, penghangat relatif mengkonsumsi listrik yang lebih besar dibanding pendingin ruangan.
Jerman Beri Bantuan ke Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara
Jerman yang memutuskan telah memberikan bantuan kepada pembangkit listrik tenaga batu bara terbaru, unit Datteln 4 yang berkapasitas 1,1 GW pada hari Kamis.
Pengadilan tertinggi di negara tersebut menemukan bahwa terdapat kesalahan keputusan pengadilan yang lebih rendah bahwa izin pembangunan pabrik tersebut yang ditetapkan pada 2014 melanggar peraturan perencanaan negara. Pengadilan rendah diperintahkan untuk mengadili kembali kasus tersebut.
Pembangkit listrik tersebut, yang dioperasikan oleh Uniper, mulai berproduksi pada Mei 2020, menyusul persetujuan pemerintah sebelumnya untuk membiarkannya beroperasi hingga penghentian penggunaan bahan bakar batubara secara nasional pada 2038.
Keputusan pengadilan Jerman untuk memberi izin penggunaan pembangkit listrik berbasis batu bara ini tentunya mendorong kenaikan harga, mengingat Eropa sebagai kawasan yang lebih berkomitmen untuk mengetatkan penggunaan bahan bakar kotor ini.
Sentimen ini dapat mendorong permintaan batu bara global melonjak, mengingat batu bara ICE Newcastle memiliki spesifikasi kalori tinggi yang memiliki emisi lebih rendah sesuai kebutuhan Jerman.
Cuaca Buruk di Australia sebagai Pemasok Batu Bara Kalori Tinggi
Australia sebagai salah satu negara pemasok batu bara terbesar dengan kalori tinggi sedang mengalami permasalahan sisi pasokan yang disebabkan cuaca buruk. Mengutip Coal Mint, kondisi cuaca buruk di Australia dapat memberikan tekanan pada ekspor.
Data menunjukkan ekspor batu bara termal Australia turun 7% secara bulanan (month to month/mtm) per 23 November menjadi 16,84 juta ton pada bulan November 2023, berdasarkan data susunan kapal CoalMint.
Foto: Australian Thermal Coal Monthly Exports
Sumber: Coal Mint |
Padahal, impor batu bara dari China terhadap Australia meningkat 19% secara bulanan menjadi 5,89 juta ton di bulan November dibandingkan 4,95 juta ton di bulan Oktober.
Sebagai catatan, China saat ini merupakan pembeli utama batubara Australia karena mereka melakukan persediaan ulang untuk musim dingin dan membeli berbagai jenis batubara khususnya yang berkalori tinggi.
CNBC INDONESIA RESEARCH
research@cnbcindonesia.com
(rev)
Sumber: CNBC Indonesia