Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia | 20 March 2025 10:20
Jakarta, CNBC Indonesia – PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) resmi memisahkan bisnis batu bara, dengan hanya berfokus pada bisnis di sektor mineral dan energi baru dan terbarukan (EBT). Sebagai gantinya, bisnis batu bara dijalankan oleh anak usaha, PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI).
Presiden Direktur PT Alamtri Power Dharma Djojonegoro menjelaskan bahwa kebijakan tersebut diambil agar strategi bisnis kedua entitas tersebut dapat sesuai dengan minat para investor.
Menurut dia, investor yang menyukai AADI biasanya mencari dividend yield dari batu bara. Sementara, investor Alamtri lebih tertarik pada proyek di sektor energi bersih.
“Ya kan orang yang mau renewable nggak suka sama batu bara. Orang yang suka batu bara ngapain sih nih invest-invest project renewable gitu kan. Jadi memang makin lama tuh makin terpisah,” kata dia di Jakarta, dikutip Kamis (20/3/2025).
Lebih lanjut, Dharma mengatakan bahwa saat ini Alamtri tengah fokus mengerjakan berbagai macam proyek di sektor EBT. Meski demikian, ia belum dapat membeberkan secara rinci lantaran masih menunggu arahan dari pemerintah.
“Masih ada beberapa proyek yang kita jalankan. Belum banyak yang bisa diceritakan karena masih menunggu arahan pemerintah antara lain. Tapi intinya kita lagi mengerjakan berbagai proyek renewable,” ujarnya.
Seperti diketahui, pemegang saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) menyepakati perubahan nama PT Adaro Energy Indonesia Tbk menjadi PT AlamTri Resources Indonesia Tbk, pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Senin (18/11/2024).
“Perubahan nama ini merupakan salah satu langkah Perseroan untuk memperkenalkan identitas baru yang lebih mencerminkan nilai dan visi jangka panjang,” sebagaimana disampaikan Head of Corporate Communication ADRO Ferbiati Nadira kepada CNBC Indonesia, Senin (18/11/2024).
Lebih rinci, ADRO ke depan berkomitmen untuk sepenuhnya mendukung komitmen Pemerintah Indonesia untuk menurunkan emisi gas rumah kaca, termasuk upaya mencapai net zero emissions pada tahun 2060 atau lebih awal dengan melalui berbagai langkah.
Setelah pemisahan pilar bisnis pertambangan batu bara termal dan beberapa bisnis pendukungnya melalui pelaksanaan PUPS, perseroan akan menjadi entitas induk dengan fokus pada bisnis hilirisasi mineral serta energi terbarukan yang akan mendukung transisi energi dan ekonomi hijau Indonesia.
(wia)